BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »
Powered By Blogger

Minggu, 25 April 2010

laporan praktikum ekologi persaingan intra dan interspsifik

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI
KOMPETISI INTERSPESIFIK DAN INTRASPESIFIK PADA TUMBUHAN

















BIOLOGI 4B
PRODI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKHNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2010

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Apabila ditinjau dari segi proses alam. Manusia, seperti halnya makhluk-makhluk hidup lainnya selalu berinteraksi dengan lingkungannya, demikian juga interaksi yang terjadi antar setiap organisme dengan lingkungannya merupakan proses yang tidak sederhana melainkan suatu proses yang kompleks. Karena didalam lingkungan hidup terdapat banyak komponen yang disebut komponen lingkungan (Soemarwoto, 1983). Berdasarkan konsep dasar pengetahuan ekologi, komponen lingkunganyang dimaksud tersebut juga dinamakan komponen ekologi karena setiap komponen lingkungan tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dan saling memengaruhi baiksecara langsung maupun tidak langsung (Odum, 1993) .
Makhluk hidup dalam mempertahankan hidupnya memerlukan komponen lain yang terdapat dilingkungannya. Misalnya udara dan air yang sangat mereka perlukan untuk bernafas dan minum dan kebutuhan lainnya. Seperti oksigen yang dihirup oleh hewan dari udara untuk pernafasan, sebagian beasr berasal dari tumbuhan yang melakukan proses fotosintesis. Sebaliknya, karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan oleh hewan digunakan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan selain memanfaatkan karbondioksida, juga memerlukan bahan-bahan lainnya yang diperlukan oleh tumbuhan untuk proses tumbuh dan berkembang. Seperti energi dari radiasi matahari, air dan zat-zat hara.
Salah satu bentuk interaksi antara satu populasi dengan populasi lain atau antara satu individu dengan individu lain adalah bersifat persaingan (kompetisi). Persaingan terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif atau menghambat pertumbuhan individu-individu yang terlibat.

Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama (intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda (interspesific competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda.
Sarana pertumbuhan yang sering menjadi pembatas dan menyebabkan terjadinya persaingan diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon dioksida, dan ruang. Persaingan terhadap air dan nutrisi umumnya lebih berat karena terjadi pada waktu yang lebih awal. Faktor utama yang mempengaruh persaingan antar jenis tanaman yang sama diantaranya kerapatan. Pengaruh persaingan dapat terlihat pada laju pertumbuhan (misalnya tinggi tanaman dan diameter batang), warna daun atau kandungan klorofil, serta komponen dan daya hasil.
Beberapa waktu terakhir, berbagai upaya memaksimalkan hasil tanaman budidaya telah banyak dilakaukan. Upaya-upaya tersebut dapat berupa penggunaan bibit unggul atau mengatur jarak tanam. Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam yang nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan zat hara, air, dan cahaya matahari. Jika hal tersebut tidak diatur dengan baik , hasil tanaman akan ikut terpengaruh. Jarak tanam rapat akan mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi, baik inter maupun intraspesies. Beberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata akan berpengaruh terhadap jumlah cabang, luas permukaan daun dan pertumbuhan tanaman (Budiastuti , 2009).
Kacang hijau dan jagung merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang berbeda. Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana keduanya tidak hanya memeperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan zat hara dan sinar matahari untuk berfotosintesis. Hal ini berarti terjadi tumpang tindih relung ekologi antara kacang hijau dan jagung. Tumpang tindihnya relung ekologi antara kacang hijau dan Jagung akan mempengaruhi pertumbuhan dan daya hidup keduanya. Oleh karena itulah percobaan ini dilakukan sehingga dapat diketahui pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiata) dan jagung (Zea mays).

I.2 Tujuan
Untuk mempelajari persaingan intraspesifik yang terjadi antara jenis tanaman yang sama.
Untuk mempelajari persaingan interspesifik yang terjadi antara jenis tanaman yang berbeda.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Kompetisi
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al .1990), sedangkan Molles (2002) kompettisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik (Krebs, 2002; Molles, 2002)
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono, 2005).
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton, 1990).
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , species yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive exclusion principles ) (Ewusie,1990).
Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua , yaitu
Kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau exploitative competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya yang terbatas
Inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain (Lamberg, 1998;kerbs, 2002; Molles, 2002)
Alelopati (Allelopathy) adalah efek negatif (menghambat perkecembahan dan pertumbuhan) yang ditimbulkan oleh suatu tanaman pada tanaman lain yang ada disekitarnya melalaui pelepasan senyawa kimia yang berasal dari proses metabolism sekunder (Muller-Dombois & Ellenberg, 1974; Soerianegara & Indrawan, 1980; Lamberrs, 1998; Muller, 1990 yang dikutip oleh Hierro & Callawai, 2003). Namun tidak semua alelopati bersifat negatif, ada beberapa senyawa alelopati yang bersifat positif baik secara langsung ataupun tidak langsung (Lambers et al. 1998; Kerbs, 2002; Ferguson & Rathinasabapathi, 2003; Broz & Vivanco, 2006)
II.2 Macam-macam Kompetisi
Kompetisi dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
Kompetisi intraspesifik yakni persaingan antara organisme yang sama dalam lahan yang sama
Kompetisi interspesifik yakni persaingan antara organisme yang beda spesies dalam lahan yang sama
Intraplant competition yakni persaingan antara organ tanaman, misalnya antar organ vegetatif atau organ vegetatif lawan organ generatif dalam satu tubuh tanaman
Interplant competition yakni persaingan antar dua tanaman berbeda atau bersamaan spesiesnya (dapat pula terjadi pada intra maupun interplant competition)
(Kastono , 2005)

II.3 Persaingan intraspesifik
Pada latihan dalam laboratorium dalam persaingan intraspesifik diambil contoh hasil telur pada Drosophyla dalam kaitannya dengan rapatan populasi. Dalam percobaan ini pengaruh rapatan populasi pada kecepatan produksi telur pada lalat buah Drosophyla akan dipelajari sebagai suatu contoh persaingan intraspesifik. Tempat penimbunan telur akan dibuat tetap dan jumlah lalat betina bertambah secara logaritmik ( Michael ,1994 ).

II.4 Persaingan Interspesifik
Adanya lebih dari satu spesies dalam suatu habitat menaikkan ketahanan lingkungan kapan pun spesies lain bersaing secara serius dengan spesies pertama untuk beberapa sumber penting, hambatan pertumbuhan terjadi dalam kedua spesies. Hokum Gause menyatakan bahwa tidak ada spesies dapat secara tak terbatas menghuni ceruk yang sama secara serentak. Salah satu dari spesies-spesies itu akan hilang atau setiap spesies menjadi makin bertambah efisien dalam memanfaatkan atau mengolah bagian dari ceruk tersebut dengan demikian keduanya akan mencapai keseimbangan. Dalam situasi terakhir, persaingan interspesifik berkurang karena setiap spesies menghuni suatu ceruk mikro yang terpisah (Michael, 1994).
Persaingan diantara tumbuhan secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi lingkungan. Di dalam tanah, system-sistem akan bersaing untuk air dan bahan makanan, dan karena mereka tak bergerak, ruang menjadi faktor yang penting. Di atas tanah, tumbuhan yang lebih tinggi mengurangi jumlah sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih rendah dan memodifikasi suhu, kelembapan serta aliran udara pada permukaan tanah (Michael, 1994).


BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu April 2010 di Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah polybag ukuran 5 kg , alat ukur (meteran dan neraca) , gelas plastik (bekas air kemasan), sendok/garpu tanah, silet, penggaris.
Bahan-bahan yang digunakan adalah biji jagung (Zea mays), biji kacang hijau (Vigna radinata), tanah

III.3 Cara kerja
Langkah pertama yang dilakukan adalah biji hijau (Vigna radiata) dan jagung (Zea mays) direndam selama 24 jam. Setelah itu, masing-masing biji dikecambahkan pada media gelas plastik (bekas air kemasan) yang dilapisi kapas basah. Setelah tumbuh dua daun pertama, masing-masing biji disemai ke polybag yang telah diisi tanah dan pupuk. Setelah itu, penyemaian diatur sesuai pola kompetisi (intraspesifik dan interspesifik) dan rancangan percobaan. Kemudian, pengamatan pertumbuhan biji dilakukan setiap 3 hari sekali selama 1 bulan (30 hari ). Pengamatan tersebut berupa pengukuran tinggi tanaman (pertumbuhan vegetatifnya).

Penanaman
Pertama masukkan tanah kedalam polybag lalu tanam biji jagung (Zea mays) dan biji kacang hijau (Vigna radinata) dalam polybag yang telah tersedia, baik secara terpisah maupun secara bersamaan, dengan pola kerapatan tertentu. Sesuai dengan table berikut

Tabel 1 pola penanaman jagung (perlakuan J)
Kode perlakuan Jumlah lubang Pola penanaman
J-1 1 J
J-2 2 J J
J-4 4 J J
J J
J-8 8 J
J J J
J J J
J

Tabel 2 Pola penanaman Kacang Hijau (Perlakuan K)
Kode perlakuan Jumlah lubang Pola penanaman
K-1 1 K
K-2 2 K K
K-4 4 K K
K K
K-8 8 K
K K K
K K K
K





Tabel 3.Pola penanaman jagung dan Kedelai (JK)
Kode perlakuan Jumlah lubang J Jumlah Lubang K Pola penanaman
JK-1 1 1 J K
JK-2 2 2
J K
K J
JK-4 4 4


J
J K J
K J K
K

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil pengamatan
GRAFIK RATA-RATA PERTUMBUHAN JAGUNG, KACANG HIJAU DAN JAGUNG-KACANG HIJAU



PERLAKUAN RATA-RATA TINGGI TANAMAN PADA HARI KE-
3 6 12 15 18 21
K1 0 7,5 18 21 22 22
K2 0,5 7,5 9,25 9,25 10 10,5
K4 1,25 13,37 21,12 24,12 24,25 24,37
K8 1,25 14,87 20,75 23,56 23,75 27,18



PERLAKUAN RATA-RATA TINGGI TANAMAN PADA HARI KE-
3 6 11 14 18
J1 0 0 0 0 0
J2 0 0 0 0 0
J4 0 1,05 7 7,5 8
J8 1,9 2,5 16,8 18,2 19,1



PERLAKUAN RATA-RATA TINGGI TANAMAN PADA HARI KE-
3 6 11 14 18
JK 1 (J) 7,5 24,8 35 38,7 36
JK 1 (K) 2,5 18 26 27 27
JK 2 (J) 0 4,9 13,7 17,5 17,8
JK 2 (K) 14,25 24,35 28,95 29 32,35
JK 4 (J) 0,75 5,1 8,5 8,7 8,25
JK 4 (K) 6,75 19,73 25,75 28,15 28,25



PERLAKUAN Berat Biomassa
JK 1 (J) 0,7
JK 1 (K) 0,6
JK 2 (J) 0,6
JK 2 (K) 0,5
JK 4 (J) 0,7
JK 4 (K) 0,1




PERLAKUAN Berat Biomassa
J1 0
J2 0
J4 0,5
J8 3,1




PERLAKUAN Berat Biomassa

K1 0,3
K2 0,3
K4 1,2
K8 1,9


IV. 2 Pembahasan
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al .1990), sedangkan Molles (2002) kompettisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik (Krebs, 2002; Molles, 2002)
Berdasarkan hasil pengamatan pada pengukuran yang dilakukan selama 1 bulan lamanya terhadap pertumbuhan jagung dan kacang hijau. terlihat hasil pada J1 tdak terjadi pertumbuhan pada jagung yang ditanam, ini di mungkinkan pemilihan biji jagung yang kurang baik/ jelek, oleh karena itu pada percobaan J1 selama pengamatan tidak ada pertumbuhan jagung yang terjadi. Begitupun pada jagung pada J2 yang tidak terjadi pertumbuhan jagung disana, karena peilihan jagung yang sama pada iji jagung pada J1. Pada J4 pada hari ketiga tidak ada pertumbuhan ini dimungkinkan nutrisi yang di perebutkan belum cukup banyak untuk tumbuhnya jagung, namun pada hari ke 6 sampai hari ke 18, ini dimungkinkan karena nutrisi yang dibutuhkan oleh biji jagung untuk tumbuh sudah dapat terpenuhi. pada hari ke 6 pertumbuhan jagung sebesar 1,05 Cm , pada hari ke 11 terjadi pemambahan tinggi yang cepat menjadi 7Cm, namun pada hari ke 14 pertambahan tinggi hanya sebesar 0,5Cm sebesar 7,5Cm mungkin pada saat ini jagung sedang memperebutkan nutrisi yang ada pada pot karena jumlah nutrisi yang terbatas untuk 4 biji jagung, sama halnya pada hari ke 18 hanya bertambah sebesar 0,5Cm menjadi 8Cm.
Pada J8 pada hari ke 3 pertumbuhan jagung sebesar 1,9Cm dan pada hari ke 6 sebesar 2,5Cm, namun pada hari ke 11 terjadi pertumbuhan yang pesat menjadi 16,8Cm, ini dimungkinkan pada tahap ini jagung memiliki nutrisi yang cukup untuk melakukan perbanyakan sel sehingga pertumbuhan jagung menjadi pesat, namun pada hari ke 18 hanya terjadi pertumbuhan jagung sebesar 1,1Cm ini mungkin karena jagung mulai memperebutkan nutrisi yang ada / tersedia dalam pot karena ruang tumbuh yang sempit mada kadap terjadi juga pembentukan allelopaty oleh jagung untuk memperebutkan nutrisi. dari data ini dapat disimpulkan pertumbuhan jagung pada hari ke 3 sampai ke 6 pertumbuhan jagung mulai tumbuh mungkin karena jagung mulai dapat nutrisi yang cukup untuk tumbuh namun pada hari ke 11, 14, dan 18 pertumbuhan jagung mulai melambat ini dimungkin kan terjadi perebutan nutrisi pada tanaman jagung yang ada didalam pot dan juga karena luasan lahan / jarak antas jagung yang sempit sehingga terjadi persaingan yang sangat ketat untuk memperebutakan nutrisi.
Pada pertumbuhan K 1, pada hari ke 3 tidak terjadi pertumbuhan mungkin karena nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh belum tercukupi, namun pada hari ke 6 kacang hijau mulai tumbuh sebesar 7,5Cm, dan pada hari ke 12 sebesar 18 Cm, pertumbuhan yang pesat ini mungkin karena kacang hijau yang hanya menenpati lahan tersebut hanya 1 dan juga nutrisi yang di perlukan sudah tercukupi sehingga terjadi pertumbuhan yang cepat. pada hari ke 15 terjadi pertumbuhan tinggi sebesar 21 Cm, dan hari ke 18 sebesar 22Cm ini dimungkinkan karena nutrisi yang terkandung dalam tanah tidak lagi cukup untuk kacang hijau melakukan pertumbuhan sama halnya pada hari ke 21 tidak terjadi pertumbuhan tinggi. tinggi tanamah kacang hijau tetap 22Cm, ini di mungkinkan karena tanah yang terlalu kering(kurang disiram) atau juga karena pH tanah yang tarlalu asam sehingga mengganggu pertumbuhan kacang hijau, walaupun memiiki ruang tumbuh yang cukup luas.
Pada pertumbuhan K2 pada hari ke 3 sudah tarjadi pertumbuhan pada kacang hijau sebesar ),5Cm dan pada hari ke 6 sebesar 7,5 Cm, pada hari ke 12 sebesar 9,25Cm, pada hari ke 15 sebesar 9,25cm (tidak terjadi pertumbuhan petambahan tinggi), pada hari ke 18 sebesar 10Cm da pada hari ke 21 sebesar 10,5 Cm. pada pertumbuhan K4 dan K8 terjadi pertumbuhan tiggi yang signifikan namun pada sekitar hari ke 15 sampai hari ke 21 pertumbuhan kacang melambat, ini disebabkan persaingan memperebutkan nutrisi semakin besar karena ruang tanam juga yang semakin kecil/ sempit (pada J8) ini yang mengakibatkan perebutan nutrisi semakin besar.
Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama (intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda (interspesific competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda
Sedangkan pada pengukuran tinggi rata-rata pertumbuhan JK ( jagung dan Kacang hijau) taejadi pertumbuhan diantara kedua spesies tersebut namun pertumbuhan tersebut tidak maksimal/ terhambat oleh beberapa hal seperti pengaruh suhu, kelembaban dan juga pH yang tidak menguntungkan untuk pertumbuhan dan yang terutama adalah proses perebutan nutrisi yang ada di dalam tanah antara spesies jagung dan spesies kacang hijau, dan juga karena jarak tanam mereka yang dekat antara yang satu dengan yang lain. ini menyebabkan terjadinya persaingan/ kompetisi untuk memperebutakn nutrisi, persaingan intraspesifik( sesama spesies) dan juga persaingan interspesifik ( antara spesies yang berbeda), ini membuktikan bahwa di dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tunbuhan juga berkompetisi dalam hal ini adalah berkompetisi memperebutkan nutsiri untuk pertumbuhannya.
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , species yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive exclusion principles ) (Ewusie,1990).


BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari percobaan diatas maka dapat disimpulkan: Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival). Pada setiap tumbuhan pasti akan mengalami persaingan untuk mendapatkan nutrisi sebagai bahan untuk kelangsungan hidupnya, baik secara intraspesifik ( dalam 1 jenis ) dan Interspesifik ( antara spesies lain ). Ruang tanam / jarak tanam juga mempengaruhi pada pertumbuhan tanaman jagung dengan kacang hijau. Pertambahan tanaman jagung dan kacang hijau bertambah secara signifikan kadang ada yang naik secara cepat, namun pada sekitar hari ke 15 pertumbuhannya mulai melambat, karena telah terjadi persaingan disana untuk mendapatkan nutrisi.

DAFTAR PUSTAKA

Budiastuti. 2009. Foliar Triaconthanol Application and Plant Spacing on Mungbean. UI Press : Jakarta.
Ewusie. 1990. Pengantar Ekologi Tropika . ITB : Bandung.
Kartawinata. 1986. Pengantar Ekologi. Remadja karya CV : Bandung.
Kastono. 2005. Ilmu Gulma, Jurusan Budidaya Pertanian. UGM: Yogyakarta.
Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. UI Press : Jakarta.
Naughton. 1998. Ekologi Umum, edisi kedua. UGM Press : Yogyakarta.
Odum. 1993. Dasar-dasar Ekologi. UGM Press: Yogyakarta.



LAMPIRAN
LAMPIRAN
  hari ke-3 hari ke-6 hari ke-9 hari ke-12 hari ke-15 hari ke-18 hari ke-21 hari ke-24
K1 10,4 20 21 22,5 23,6 24,5 26,2 29

  hari ke-3 hari ke-6 hari ke-9 hari ke-12 hari ke-15 hari ke-18 hari ke-21 hari ke-24
K1 10,6 12,5 15 16 16,5 18 19 21
K2 1,5 21,5 22 22,6 22,9 23 0 0
rata-rata 6,05 17 18,5 19,3 19,7 20,5 9,5 10,5

  hari ke-3 hari ke-6 hari ke-9 hari ke-12 hari ke-15 hari ke-18 hari ke-21 hari ke-24
K1 9 20 21,5 22,5 22,5 22,5 23 24,5
K2 10,3 20,5 21 23,5 24,3 25,5 27,8 30
K3 9,6 21,5 22,5 23,8 24 26 26,7 27,6
K4 10 19,5 20,5 22 23 23,4 24,4 25,6
rata-rata 9,725 20,375 21,375 22,95 23,45 24,35 25,475 26,925

  hari ke-3 hari ke-6 hari ke-9 hari ke-12 hari ke-15 hari ke-18 hari ke-21 hari ke-24
K1 3,3 20,8 21 23 24,3 26 30,2 32
K2 10 20,4 21 23,4 25,5 26,8 28,6 33,3
K3 9,1 20,8 21,6 23,3 25 27 29,1 31,5
K4 9,1 21,9 23 24,5 26,5 26,7 27 27,5
K5 7 20,9 22 23,5 24,3 28,5 32,3 34,5
K6 9,4 18 19,4 21 26,5 26,5 32,3 33
K7 7 8,5 8,5 8,6 11,5 15 17 20,4
K8 8,2 20,2 22 23,7 25,2 26 30,4 31,6
rata-rata 7,8875 18,9375 19,8125 21,375 23,6 25,3125 28,3625 30,475

Jk
  hari ke-3 hari ke-6 hari ke-9 hari ke-12 hari ke-15 hari ke-18 hari ke-21 hari ke-24
J - - - - - - - -
K 3,5 21 21,8 25 25,8 28 28,8 30,8

  hari ke-3 hari ke-6 hari ke-9 hari ke-12 hari ke-15 hari ke-18 hari ke-21 hari ke-24
J1 1,1 3 4,1 6,2 8,6 11 0 0
J2 0 1,8 2,4 3 4,4 6 8,3 11
rata-rata 0,55 2,4 3,25 4,6 6,5 8,5 4,15 5,5
K1 5 15,4 17 19 19,8 22 24,1 26,5
K2 7,2 20 21,5 23,2 24 26,9 27 27,7
rata-rata 6,1 17,7 19,25 21,1 21,9 24,45 25,55 27,1


  hari ke-3 hari ke-6 hari ke-9 hari ke-12 hari ke-15 hari ke-18 hari ke-21 hari ke-24
J1 - - - - - - - -
J2 0,8 3,3 4,2 6,1 7 10 12,2 14,5
J3 0,6 2,9 3,2 4,2 4,8 7,5 8,8 9,5
J4 - - - - - - - -
rata-rata 0,7 3,1 3,7 5,15 5,9 8,75 10,5 12
K1 9,4 16,7 18 19,2 20 22 22,4 23
K2 4,8 19,2 21 22 22,4 23 24,6 26,5
K3 10,6 14,5 16 20 21,7 22,8 23,3 24,3
K4 1,2 14,8 16,8 17,1 17,8 18 18,3 18,5
rata-rata 6,5 16,3 17,95 19,575 20,475 21,45 22,15 23,075


Jagung
  hari ke-3 hari ke-6 hari ke-9 hari ke-12 hari ke-15 hari ke-18 hari ke-21 hari ke-24
Jagung 2,8 4,6 5,3 6,2 8,6 10,4 12  

  hari ke-3 hari ke-6 hari ke-9 hari ke-12 hari ke-15 hari ke-18 hari ke-21 hari ke-24
J1 2 6,5 7,6 8,2 10 10,4 10,8  
J2 2,5 7 8 8,6 11 11,6 11,8  
rata-rata 2,25 6,75 7,8 8,4 10,5 11 11,3  

  hari ke-3 hari ke-6 hari ke-9 hari ke-12 hari ke-15 hari ke-18 hari ke-21 hari ke-24
J1 2,2 3,8 4,6 5,2 7,3 8,6 9,7  
J2 2 3 3,3 5,4 6,9 7,8 8,3  
J3 2,3 3,8 4,2 5,5 7,2 7,7 8,1  
J4 2,4 3,9 4,7 5,8 7,1 7,8 8,7  
rata-rata 2,225 3,625 4,2 5,475 7,125 7,975 8,7  

  hari ke-3 hari ke-6 hari ke-9 hari ke-12 hari ke-15 hari ke-18 hari ke-21 hari ke-24
J1 1,8 2,4 3,2 3,8 6 6,7 7,6  
J2 1,6 2 2,7 3,2 5,3 6,1 7,7  
J3 1,7 2,4 2,9 3,7 5,8 6,3 7,8  
J4 1,4 1,8 2,8 3,6 5,4 6,8 7,4  
J5 1,9 2,6 3,6 4,1 6,3 7,1 8,1  
J6 1,3 1,9 2,4 3,2 5,2 6,4 7,3  
J7                
J8                
rata-rata 1,62 2,18 2,93 3,60 5,67 6,57 7,65  

Hasil Rata-rata
  3 6 9 12 15 18 21 24
K1 10,4 20 21 22,5 23,6 24,5 26,2 29
K2 6,05 17 18,5 19,3 19,7 20,5 9,5 10,5
K4 9,725 20,375 21,375 22,95 23,45 24,35 25,475 26,925
K8 7,8875 18,9375 19,8125 21,375 23,6 25,3125 28,3625 30,475


  3 6 9 12 15 18 21
J1 2,8 4,6 5,3 6,2 8,6 10,4 12
J2 2,25 6,75 7,8 8,4 10,5 11 11,3
J4 2,225 3,625 4,2 5,475 7,125 7,975 8,7
J8 1,616667 2,183333 2,933333 3,6 5,666667 6,566667 7,65


  3 6 9 12 15 18 21 24
J1 0 0 0 0 0 0 0 0
J2 0,55 2,4 3,25 4,6 6,5 8,5 4,15 5,5
J4 0,7 3,1 3,7 5,15 5,9 8,75 10,5 12
K1 3,5 21 21,8 25 25,8 28 28,8 30,8
K2 6,1 17,7 19,25 21,1 21,9 24,45 25,55 27,1
K4 6,5 16,3 17,95 19,575 20,475 21,45 22,15 23,075








Rata– Rata JK
  hari ke-3 hari ke-6 hari ke-9 hari ke-12 hari ke-15 hari ke-18 hari ke-21
J1 2.5 3.8 4.6 6.8 7.8 8.1 9.8
J2 2.85 4.5 5.65 6.55 7.15 8.05 4.3
J4 2.225 3.225 4.55 5.45 6.4 7.7 8.45
Rata-rata 2.525 3.8415 4.9325 6.265 7.115 7.95 7.515
K1 3.5 20 24.5 25.5 25.6 25.6  
K2 11.75 22 24.5 27 27.25 27.6 14.25
k4 8.825 20.425 23 24.95 20.3 26.9 28.8
Rata-rata 8.025 20.60625 24 25.81667 24.38333 26.7 21.525


JAGUNG
JKT = [ ∑k∑n y2] – [T2. . . .]
N
= [ 1,96+3,61+0,81+0,0002+0,149+0,0306+0,0506+0,149]-(5,29)2
12
= 6,76 – 2,33
= 4,43
JKA = [ ∑ Ti ] – [ T2. . .]
ni N
= [ 2,48+5,06+2,14) – [27,98]
3 12
= 3,32-2,33
= 0,9

JKG = JKT – JKA
= 4,43-0,9
= 3,53

KACANG TANAH

JKT = [ ∑k∑n y2] – [T2. . . .]
N
= [0,36+0,16+0,04+0,3025+0,09+0,0225+0,09+0,0529+0,16+0,16+0,0756+0,0039] - (14,9769)
12
= 1,24815-1,24
= 0,0815

JKA = [ ∑ Ti ] – [ T2. . .]
ni N
= ( 1,69+0,9025+0,6084+0,7056) – [14,9769]
3 12
= 1,302-1,24
= 0,062

JKG = JKT – JKA
= 0,0815-0,062
= 0,0195

0 komentar: